get app
inews
Aa Read Next : Selamatkan Generasi Bangsa, Penanganan Stunting Jadi Program Unggulan Kesira Jabar

Kabel SUTET Terputus Akibat Kebakaran Pabrik Busa di Kabupaten Cirebon

Selasa, 28 Februari 2023 | 16:14 WIB
header img
Kebakaran hebat yang menimpa pabrik kasur busa di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membuat kabel Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) PLN terputus. Foto: Joni

CIREBON,iNewsIndramayu.id - Peristiwa kebakaran hebat yang melanda pabrik kasur busa PT AIYI Internasional di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membuat sistem Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) PLN terputus. Kejadian sejak Senin (27/2/2023) malam hingga hari Selasa (28/2/2023) ini, lokasinya berada di Desa Kebonturi, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

Kabel SUTET yang berada tepat di atas pabrik terputus, usai ada ledakan saat kebakaran terjadi. Belasan unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api tersebut.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Cirebon, Muhammad Ferry Afrudin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Penangulangan Kebakaran, Engku Nursyamsu mengatakan, pihaknya telah menerjunkan 18 kendaraan untuk memadamkan api yang membakar pabrik busa.

Menurutnya, banyak kendala yang dilalui petugas di lapangan. Pasalnya, lokasi kebakaran sendiri merupakan pabrik busa yang mudah terbakar serta bahan kimia.

"Petugas kami dari semalam hingga siang melakukan pemadaman, untuk area yang terbakar seluruh gudang yang ada di dalam pabrik. Kemudian banyaknya bahan yang mudah terbakar seperti zat cair pembuatan busa, kertas, plastik, dan busa, sehingga untuk memadamkan butuh waktu cukup lama," terangnya.

Pihaknya saat ini sedang melakukan pendataan kerugian akibat kebakaran di pabrik busa tersebut.

"Kami masih menghitung kerugian, kemungkinan diperkiraan miliaran rupiah. Mengingat semua area pabrik hangus terbakar, sedangkan untuk korban jiwa nihil," ujarnya.

Disinggung soal proteksi kebakaran di pabrik, Engku mengatakan diduga di perusahaan itu kurang adanya alat pemadam api ringan (APAR). Sehingga ketika adanya api tidak bisa langsung padam. "Diduga kurang APAR di dalam pabrik," katanya.(*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut