get app
inews
Aa Text
Read Next : Selamatkan Generasi Bangsa, Penanganan Stunting Jadi Program Unggulan Kesira Jabar

Politisi PKS Kuningan Sindir Pihak Lawan Asal Copot Paksa Spanduk Bakal Caleg

Senin, 03 April 2023 | 04:09 WIB
header img
Anggota DPRD Kuningan, Drs Ikhsan Marzuki MM berkomentar keras usai spanduk ucapan Ramadan miliknya raib dicopot paksa orang tak dikenal. Foto: Ist

KUNINGAN,iNewsIndramayu.id - Pencopotan paksa spanduk ucapan Ramadan milik bakal calon anggota dewan di Kuningan, Jawa Barat, diduga oleh pihak lawan politik. Hal ini dilontarkan langsung Anggota DPRD Kuningan, Drs Ikhsan Marzuki MM usai mendapati raibnya spanduk miliknya, baru-baru ini.

Tak hanya spanduk milik Ikhsan selaku politisi PKS, ternyata spanduk milik bakal calon anggota dewan dari Partai Golkar yakni Harnida Darius juga sama dicopot orang tak dikenal. "Ya saya sudah koordinasi dengan tim relawan dan dengan Kang Harnida juga. Saya melihat ada pihak-pihak, bisa tim sukses atau pendukung yang tidak paham arti berdemokrasi. Mereka main copot spanduk pihak lain yang dianggap menjadi lawan calon yang mereka dukung," kata Ikhsan Marzuki dalam keterangan persnya.

Dia berpendapat, jika spanduk yang terpasang berisi hasutan dan permusuhan, maka sudah seharusnya masyarakat bahkan aparat penegak hukum mencopot dan mengamankan. Namun jika spanduk ucapan selamat melaksanakan ibadah saja sudah dicopot paksa, ini berarti pendidikan politik kepada masyarakat masih rendah dan perlu terus digalakkan.

Apalagi dalam upaya pendidikan politik ke masyarakat, Ia sering menyampaikan bahwa dalam demokrasi jangan menganggap lawan politik sebagai musuh. Lawan politik justru sebagai lawan berpikir, beradu gagasan.

"Kalau kita menganggap lawan politik kita sebagai musuh, maka yang terjadi saling menghabisi. Tapi kalau lawan politik kita anggap sebagai lawan berpikir, lawan beradu gagasan, maka hasilnya justru akan saling menguatkan," tandasnya.

Dirinya berpesan kepada semua pihak, jangan ada pernyataan yang mengklaim menguasai satu wilayah tertentu sehingga pihak lain tidak boleh masuk. Pilihan politik itu hak azasi yang tidak bisa dihalang-halangi.

"Jangankan menyangkut masyarakat, dalam satu keluarga pun bisa jadi punya pilihan politik yang berbeda-beda," tegasnya.

"Tahun politik ini justru harus kita jadikan sebagai momentum pendidikan politik bagi masyarakat. Tunjukkan kinerja, kontribusi kita kepada masyarakat. Kalau memang masyarakat sudah melihat dan merasakan kontribusi kita, dengan sendirinya mereka akan sukarela mendukung. Pendekatan ini juga otomatis akan menghindari terjadinya politik uang," tutupnya.(*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut