get app
inews
Aa Text
Read Next : Siapa Dai Bachtiar, Ayah Nina Agustina, Calon Bupati Indramayu yang Viral di Medsos?

Heboh Guru SMP di Surabaya Pukul dan Maki Murid, Wakil Ketua DPRD Geram

Minggu, 30 Januari 2022 | 14:16 WIB
header img
Tangkap layar oknum guru salah satu SMPN di Kota Surabaya memukul muridnya.

SURABAYA - Jagat maya dihebohkan beredarnya video pemukulan oleh oknum guru kepada muridnya yang beredar di media sosial. Dalam video berdurasi 3 detik itu, oknum guru memukul dan memaki dengan kata-kata tidak pantas.

Dari informasi yang beredar, peristiwa pemukulan oleh guru terhadap murid terjadi di salah satu SMP Negeri di Surabaya dan viral di media sosial, Sabtu (29/1/2022).

Seperti terlihat dari video yang beredar luas di media sosial, sang guru terlihat memukul bagian kepala siswa di depan kelas. Selain itu, dia juga mengucapkan kata-kata tak pantas.

Belum diketahui, penyebab siswa tersebut mendapatkan perlakuan tak manusiawi. Namun, aksi tersebut menuai respons negatif dari netizen dan orang tua. Mereka mengaku tidak rela anaknya diperlakukan seperti itu.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya Yusuf Masruh membenarkan kejadian tersebut. Ia menuturkan pihaknya sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui secara detail kejadian tersebut.

"Iya mas, itu memang terjadi. Saya sudah mendengarnya," katanya dikutip dari Surabaya.iNews.id.

Yusuf menegaskan, pihaknya sedang melakukan pendampingan supaya siswa yang bersangkutan bisa tetap sekolah menjalankan kewajibannya sebagai siswa. “Kami sedang melakukan pendampingan supaya siswa tetap sekolah,” ujar dia.

Sementara Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti geram dan mengecam tindakan oknum guru tersebut dan pihaknya sudah mengecek untuk memastikan lokasi kejadian berada di salah satu SMPN di Surabaya.

"Intinya video itu tersebar dan sampai ke saya. Kemudian saya cek kebenarannya ke Dindik (Dinas Pendidikan). Dindik pun taunya dari saya dan langsung dicek. Ternyata benar di Surabaya," kata Reni.

Pihaknya mengapresiasi respon cepat Kepala Dinas terkait yang pagi ini langsung bergerak menuju sekolah tersebut.

"Apapun alasannya. Jelas itu tindakan yang salah berat dan harus mendapat sanksi berat. Dengan memukul itu sudah kesalahan fatal dan harus disanksi berat," katanya.

Politikus PKS itu menjelaskan, kekerasan terhadap anak di sekolah telah diatur dalam pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

UU tersebut menyatakan bahwa:

(1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain.

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau Masyarakat.

Lebih lanjut, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika. Pasal 2 ayat (4) dan (5) Kode Etik Guru Indonesia yang menyatakan bahwa menghormati martabat dan hak-hak serta memperlakukan peserta didik secara adil dan objektif.

"Ayat limanya menyebut: Melindungi peserta didik dari segala tindakan yang dapat menganggu perkembangan, proses belajar, kesehatan, dan keamanan bagi peserta didik," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta agar Dispendik dan sekolah terkait untuk segera mendatangi orang tua dan meminta maaf secara terbuka. "Anak ini harus dilindungi jangan sampai ada trauma dan psikis. Harus didampingi. Siswa lain yang ada di kelas itu juga harus mendapat pendampingan agar tidak menimbulkan trauma," ujarnya.

Selain itu politisi perempuan asal fraksi PKS ini juga meminta agar dinas terkait mengecek latar belakang guru yang memukul kepala siswanya itu.

"Apa ada problem di rumahnya atau sebagainya itu harus cari tahu agar bisa menjadi bahan evaluasi dan pembinaan bagi Dispendik secara keseluruhan untuk semua tenaga pendidik di Surabaya. Apapun alasannya, jelas itu salah. UU pun melarang. Kemudian anak itu punya hak dilindungi, jangankan fisik, verbal saja tidak boleh," katanya.
 

Editor : Mohamad Taufik

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut