Namun demikian, menurut Ady, suplai air menggunakan tangki akan menghambat pengiriman dan berdampak pada jemaah calhaj yang akan menggunakan air bersih.
"Kalau tahun kemarin untuk air, kurang lebih habis sekitar Rp200 jutaan, dan itu juga semuanya akhirnya menjadi CSR PDAM, karena memang tidak tersedia anggaran di pusat maupun di provinsi. Nah, kalau tangki itu kan sifatnya hanya temporer, kemudian juga mobilitasnya sulit, karena dengan jumlah jemaah yang banyak, apalagi tahun ini dua kali lipat dari kemarin, kadang mobil tangki tidak bisa masuk, akhirnya jemaah menjadi kekurangan air," jelasnya.
Karenanya, Ady berharap, Pemprov Jabar dan pemerintah pusat dapat menganggarkan pembangunan pipa air untuk mensuplai kebutuhan air di Embarkasi Haji Indramayu.
"Tapi tahun depan kami berharap itu bisa disediakan, sehingga kita sudah tidak menggunakan tangki, karena kalau tangki itu juga repot kemudian juga sangat terbatas," pungkasnya. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto