INDRAMAYU,iNewsIndramayu.id - Pemerintah Kabupaten Indramayu bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan melakukan program revitalisasi tambak.
Dalam program tersebut akan diubah sebanyak 18 ribu hektare tambak menjadi area budidaya ikan nila.
Program ini sengaja dilakukan demi meningkatkan produktivitas perikanan di Indramayu yang memiliki potensi besar di sektor perikanan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi mengatakan, Pemkab Indramayu pun akan mendukung penuh program tersebut.
Menurutnya, dengan alih fungsi dari budidaya udang ke nila salin diharapkan produksi dan kesejahteraan para nelayan di pesisir Indramayu akan meningkat.
Apalagi udang di pesisir utara Pulau Jawa saat ini mengalami penurunan kualitas, sehingga dilakukan alih budidaya dari udang ke nila salin.
“Kerjasama antara KKP dan Pemkab Indramayu ini sangat penting untuk memajukan sektor perikanan di daerah kami,” ujar dia, baru-baru ini.
Selain meningkatkan kesejahteraan nelayan, menurut Dedi Taufik, program revitalisasi tambak ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Dengan produksi nila salin yang melimpah, ia berpandangan akan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Edi Umaedi menambahkan, Indramayu memiliki lahan tambak seluas 22 ribu hektare.
Seluas 18 ribu hektare di antaranya akan dijadikan area budidaya nila salin, revitaliasi tambak tersebut akan berlangsung selama 3 tahun secara bertahap.
“Data tambak seluas 1.500 hektare telah kami serahkan, lengkap dengan lokasi dan nama pemiliknya. Dalam satu minggu ini, kami akan menyelesaikan tambahan 1.500 hektare lagi, sehingga totalnya menjadi 3.000 hektare yang siap direvitalisasi,” ujar dia.
Edi menambahkan, untuk sementara, kecamatan yang akan dilakukan revitalisasi budidaya nila salin berada di Pasekan, Sindang, Indramayu, Losarang, dan Kandanghaur.
Beberapa kecamatan yang akan menjadi fokus revitalisasi budi daya nila salin antara lain Pasekan, Sindang, Indramayu, Losarang, dan Kandanghaur.
Daerah-daerah ini dipilih karena memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat budi daya nila salin yang produktif.
Selain memberikan manfaat ekonomi bagi nelayan lokal, program revitalisasi tambak ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Dengan meningkatnya produksi nila salin di Kabupaten Indramayu, diharapkan pasokan protein hewani untuk konsumsi masyarakat akan semakin stabil, mengurangi ketergantungan pada impor, dan memperkuat ketersediaan pangan dalam negeri.
“Keberhasilan program ini tidak lepas dari peran aktif seluruh pihak terkait, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, kelompok nelayan, hingga pembudidaya ikan.
Kami berharap kolaborasi ini dapat memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan Indonesia,” ujarnya.
Dengan revitalisasi tambak ini, diharapkan daya saing nelayan Indramayu akan semakin meningkat.
Program ini tidak hanya menyediakan solusi bagi penurunan kualitas dan hasil tangkapan udang, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi nelayan untuk memperoleh pendapatan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Pemerintah daerah juga berencana untuk memberikan pelatihan teknis dan pendampingan kepada nelayan agar mereka dapat menjalankan budi daya nila salin secara optimal.
Sebagai daerah penghasil tambak terbesar di Pulau Jawa, Kabupaten Indramayu kini memiliki kesempatan untuk mengembangkan sektor perikanan yang lebih produktif dan berkelanjutan.
Dengan bantuan program revitalisasi ini, harapan untuk menciptakan ekosistem perikanan yang lebih maju dan memperbaiki kualitas hidup nelayan semakin nyata.
Kehadiran nila salin sebagai komoditas utama yang dikembangkan di wilayah ini tidak hanya menjanjikan keuntungan ekonomi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional.
"Dengan berbagai persiapan yang matang, program revitalisasi ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lainnya dalam menghadapi tantangan di sektor perikanan," katanya.***
Editor : Tomi Indra Priyanto