Peringati Tahun Baru Islam, Warga Desa Sukaurip Indramayu Bagikan Bubur Sura

INDRAMAYU, iNews.id - Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah, warga Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, menggelar tradisi memasak dan membagikan Bubur Sura. Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

Tokoh masyarakat Desa Sukaurip, Asep Syaefudin, menjelaskan bahwa tradisi ini menjadi bagian dari kekayaan budaya lokal yang masih lestari hingga saat ini.

“Bubur dimasak oleh warga, kemudian dibagi-bagikan kepada tetangga dan orang yang membutuhkan,” ujarnya, Jumat, 27 Juni 2025.

Bubur Sura adalah makanan khas yang terbuat dari beras putih yang dimasak bersama santan, kacang hijau, jagung, kacang tanah, dan aneka lauk sederhana seperti ikan asin. Selain sebagai bentuk sedekah, bubur ini juga dipercaya membawa berkah, keselamatan, dan menolak bala bagi masyarakat desa.

Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong. Warga mendirikan dapur umum dan memasak bersama-sama, menciptakan suasana kebersamaan dan kekeluargaan yang kental.

Tradisi Bubur Sura (atau Bubur Asyura) diyakini memiliki akar dari budaya Jawa dan dipengaruhi oleh ajaran Islam. Tradisi ini umum dijumpai di berbagai daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah, seperti Cirebon, Indramayu, dan Tegal.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa tradisi ini juga terinspirasi dari:

Tradisi Islam: Memperingati 10 Muharam dengan memasak Bubur Asyura, mengenang kisah Nabi Nuh AS dan peristiwa Karbala.

Tradisi lokal Jawa: Seperti Ruwatan Sura atau ritual bersih desa pada bulan Sura.

Tradisi agraris Nusantara: Sebagai bentuk doa dan harapan menjelang musim tanam.

Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya melestarikan warisan budaya leluhur, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial, keagamaan, dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari. (*) 

Editor : Tomi Indra Priyanto