get app
inews
Aa Text
Read Next : Mentan: Terima Kasih atas Capaian Spektakuler 4 Juta Ton Cadangan Beras

Ironi Cabai Merah: Mahal di Pasar, Murah di Tangan Petani

Selasa, 21 Oktober 2025 | 08:44 WIB
header img
Tanaman cabai merah di Desa Gantar, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, saat masa panen, Selasa, 21 Oktober 2025. (Foto: iNewsIndramayu.id/Wahyu Topami)

INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Di tengah meroketnya harga cabai merah di pasaran yang kini menembus Rp50 ribu per kilogram, petani cabai di Kabupaten Indramayu justru tak ikut menikmati keuntungan. Harga jual di tingkat petani masih berkisar Rp29 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, jauh dari harapan mereka.

Fenomena ini terjadi di Desa Gantar, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, salah satu sentra produksi cabai merah di wilayah pantura Jawa Barat. Para petani mengaku, harga di tingkat mereka justru tak sebanding dengan biaya produksi yang terus meningkat sejak masa tanam.

“Harga jual di petani masih rendah, sementara di pasar mahal. Kami yang kerja keras di sawah malah nggak dapat apa-apa,” ujar Dasim, salah satu petani cabai di Desa Gantar, Selasa, 25 Oktober 2025.

Menurutnya, dengan harga jual yang hanya Rp29 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, petani sulit menutupi biaya operasional seperti pupuk, pestisida, hingga tenaga kerja.

“Kalau begini terus, petani bisa rugi besar. Padahal cabai ini dari awal butuh modal banyak,” tambahnya.

Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan harga antara pasar dan tingkat petani, yang membuat keuntungan justru dinikmati oleh rantai distribusi di tengah. Padahal, di sisi lain, masyarakat di pasar-pasar tradisional harus membayar harga tinggi untuk kebutuhan dapur.

Petani berharap pemerintah turun tangan untuk menstabilkan harga di tingkat bawah agar kesejahteraan mereka tidak semakin tergerus.

“Kami berharap pemerintah bisa ambil kebijakan supaya harga di petani juga naik, biar kami bisa merasakan hasil panen,” tandas Dasim.

Fenomena harga cabai yang mahal di pasar tapi rendah di tingkat petani ini bukan kali pertama terjadi di Indramayu. Setiap musim panen raya, petani kerap menghadapi harga anjlok, sedangkan harga di pasar tetap tinggi. (*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut