get app
inews
Aa Text
Read Next : Ratusan Kelompok Tani di Indramayu Terima Bantuan Benih Padi, Totalnya Capai 500 Ribu Ton Lebih

Waspadai PMK pada Hewan, DKPP Kabupaten Indramayu Lakukan Ini

Kamis, 19 Mei 2022 | 20:21 WIB
header img
Tim melakukan investigasi kecurigaan PMK pada hewan ternak di wilayah Indramayu. (istimewa)

Waspadai Penyakit PMK pada Hewan, DKPP Kabupaten Indramayu Lakukan Ini

 

Indramayu,  

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu mewaspadai penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak seiring ditemukannya penyakit tersebut di wilayah Indonesia. DKPP melakukan  ekstra ketat mengawasi masuk dan keluarnya hewan ternak di Kota Mangga.

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Kabupaten Indramayu, Drh Dian Daju, didampingi Kepala UPTD Rumah Potong Hewan, Drh Arundhina Girishanta mengatakan, kebijakan itu diambil untuk mewaspadai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang belakangan marak ditemukan di beberapa wilayah Indonesia.

Setiap hewan ternak yang masuk dan keluar Indramayu wajib dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari dokter hewan

"Kita harus memastikan bahwa hewan-hewan yang keluar dan masuk wilayah Indramayu betul-betul sehat disertai dengan SKKH dari dokter hewan," Kata dia dalam keterangannya, Kamis (19/5/2022)

Menurutnya, walaupun hewan yang masuk ke wilayah Indramayu sudah disertai dengan SKKH, pihaknya akan tetap melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap hewan-hewan ternak tersebut.

"Kami akan semakin intens melakukan pengawasan terhadap para peternak sebagai bentuk kewaspadaan terhadap wabah PMK dengan melakukan KIE (komunikasi informasi dan edukasi)," ucapnya

Diketahui, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah salah satu penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang menyerang hewan berkuku belah terutama hewan ternak ruminansia seperti, sapi, kerbau, kambing, domba, serta ternak babi.

PMK atau Foot and Mouth Disease (FMD) disebabkan oleh virus dari Family Picornafiridae dan Genus Aphthovirus.

Penularannya dapat melalui Udara (air borne disease), kontak langsung (cairan vesikuler, selaput lendir, luka lecet), kontak tidak langsung (kontaminan pada kandang, pakaian, dan tangan).

Masa inkubasi dari penyakit 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit. Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu. (safaro)

 

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut