Namun, ia memilih ingin bekerja bahkan sejak putus sekolah beberapa tahun lalu lantaran enggan membebani siapapun apalagi dengan kondisi yang dialaminya.
Sopyah mengaku tidak masalah ikut kerja kasar meski dirinya adalah seorang perempuan. Apapun yang disuruh akan ia lakukan, seperti mengangkut semen, mengaduk semen, dan lain sebagainya.
Jika bekerja, dalam sehari Sopyah bisa membawa upah hingga Rp120 ribu. Namun, pekerjaan tersebut tidak datang setiap hari. Dalam beberapa hari terakhir ini, Sopyah menganggur karena tidak ada panggilan bekerja.
Sopyah sendiri mengakui, ia dan adiknya terkadang sampai tidak bisa makan lantaran tak memiliki uang.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait