INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Suatu pagi yang cerah di SMPN 1 Sindang Indramayu di Indramayu, Nur Syarif Hidayatullah melangkahkan cepat memasuki gerbang sekolah. Sepatu kets bertali yang dikenakannya berdecit mengenai lantai sekolah. Kontras dengan ubin kelas yang putih berkilap bersih, warna hitam sepatu Syarif terlihat pudar. Solnya tipis dan hampir lepas. Namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat siswa kelas 8 ini untuk menuntut ilmu. Dia paham benar, keluarganya tidak memiliki banyak uang untuk membeli sepasang sepatu baru.
Setiap hari, Syarif menempuh jarak dua kilometer dari rumah ke sekolahnya di Desa Penganjang, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Meski sepatu yang dikenakannya sudah jauh dari nyaman tiap kakinya menapaki jalan tanah, Syarif tetap bertekad untuk meraih mimpinya.
“Sepatu ini masih bisa dipakai,” kata Syarif dalam hati. Namun, tak bisa dibohongi, sepatu rusak itu berderit di setiap langkahnya. Dia tahu, tak ada yang mudah dalam hidup ini. Dengan semangat dan kerja keras, Syarif percaya bahwa suatu saat, sepatu rusak itu akan digantikan dengan sepatu baru yang dibeli dari hasil usahanya sendiri.
Terlintas di pikirannya, uang tabungan juara lomba yang telah dia kumpulkan sejak kelas 7 akan digunakan untuk membeli sepasang sepatu baru. Bagaikan mendapat durian runtuh, sekolahnya didatangi oleh karyawan perusahaan migas yang membawa ribuan kotak berisi sepatu dan membagikan sepatu itu secara cuma-cuma.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait