Hal senada diungkapkan Manager Refinery Business Operation (RBO), Astri Agustiana Sari. Ia menyebut, SPM juga mendukung diversifikasi produk, seperti Diesel-X berkadar sulfur rendah yang perdana dilifting pada Februari 2025 melalui SPM 17.500 DWT untuk PT Freeport Indonesia. Selain itu, bahan blending Pertalite dari TPPI Tuban juga masuk lewat SPM 35.000 DWT.
"Bahkan, SPM 35.000 DWT juga bisa digunakan untuk loading produk jadi seperti HOMC dan Pertamax. Jadi keberadaannya sangat penting bagi kelancaran bisnis dan distribusi kilang,” ujar Astri.
Relokasi SPM 35.000 DWT dan Upaya Menjaga Ketahanan Energi Nasional
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan bisnis Pertamina Group, posisi SPM 35.000 DWT telah direlokasi ke titik baru. Langkah ini dilakukan karena lokasi lama berdekatan dengan rencana pembangunan anjungan migas lepas pantai OO-OX milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Relokasi dilakukan berdasarkan kajian risiko sekaligus untuk mematuhi regulasi Daerah Terbatas dan Terlarang (DTT) dari Kementerian ESDM, yang mensyaratkan jarak aman antar fasilitas migas di offshore.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait
