Pupuk organik ini, lanjutnya, dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman, baik sayur maupun tanaman hias. Selain mengandung nutrisi 100 persen alami, pupuk dari eceng gondok juga dinilai sebagai energi terbarukan, karena bahan bakunya mudah ditemukan dan terus dapat diperbaharui di lingkungan sekitar.
Produksi pupuk organik dari eceng gondok ini telah dimulai beberapa bulan terakhir. Para pelaku inovasi juga melakukan uji coba dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya petani di wilayah Indramayu, agar dapat memanfaatkan sumber daya lokal yang sebelumnya dianggap tidak berguna.
“Inovasi ini menjadi peluang baru bagi kami sebagai siswa untuk mengembangkan usaha ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi alam yang melimpah,” tambah Sa'ad.
Meski masih dalam tahap pengenalan dan lomba inovasi, para pengembang berharap produk ini bisa mendapat dukungan lebih luas, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat.
"Dengan demikian, eceng gondok yang dulu dianggap masalah, kini justru bisa menjadi solusi hijau untuk pertanian berkelanjutan di Indramayu," ujarnya.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait
