INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Musik dangdut Pantura yang kini populer di wilayah pesisir Jawa Barat memiliki sejarah panjang yang berakar pada perpaduan musik tarling klasik dengan orkes Melayu.
Pemerhati musik Pantura Indramayu sekaligus Ketua Umum L-Musentra, Adung Abdulgani, menjelaskan bahwa tarling merupakan musik tradisi khas Indramayu–Cirebon. Musik tarling memiliki karakter “ritihan” atau soul yang mirip dengan musik blues di Amerika. Ritme keluhan, doa, hingga ungkapan cinta menjadi ciri kuat tarling klasik yang terus berkembang mengikuti zaman.
“Ritihan dalam tarling itu seperti blues. Ada keluhan kepada Tuhan, kepada manusia, kepada kekasih. Itulah jiwa musik tarling,” ungkap Adung, Minggu, 16 November 2025.
Dekat dengan Jakarta, Transformasi Semakin Cepat
Pada era 1970–1980-an, wilayah pesisir Pantura banyak bersinggungan dengan perkembangan musik Jakarta, khususnya orkes Melayu. Pada masa itu, grup orkes Melayu lebih dominan dibanding kelompok tarling murni, sehingga proses pertukaran budaya berlangsung cepat.
Kondisi tersebut membuat tarling menyerap unsur modern seperti set drum, sok-sokan, dan instrumen elektronik. Fenomena ini dikenal sebagai proses hybriditas musik Pantura.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait
