CIREBON,iNewsIndramayu.id - Kondisi ekonomi pelaku usaha batik yang tersebar di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kini mulai berangsur membaik. Padahal saat terjadi lonjakan kasus COVID-19, banyak pelaku usaha batik yang terpaksa gulung tikar.
Namun saat ini, kondisi ekonomi yang dialami para perajin batik mulai ada peningkatan. Misalkan saja Rudiana, perajin batik cetak asal Desa Batembat, Kecamatan Tengah Tani, Cirebon.
Sejak beberapa bulan terakhir, Rudiana mengaku, kondisi ekonomi mulai berangsur membaik pasca terpuruk akibat Pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah sekarang penjualan sudah mulai bagus. Sehari bisa sampai 100 potong kain batik," ucap Rudiana kepada awak media, Rabu (8/2/2023).
Namun di tengah inflasi yang mengakibatkan sejumlah harga kebutuhan pokok naik, Ia menyebut, biaya produksi batik turut mengalami kenaikan sekitar Rp200 ribu/hari dari Rp1,8 juta menjadi Rp2,19 juta.
Sedangkan untuk penjualan, harga kain batik yang dibuat bervariasi mulai puluhan hingga ratusan ribu per 2 meter persegi. Yakni tergantung dari tingkat kerumitan motif batik dan bahan kain yang digunakan.
Dari usahanya, Rudiana berhasil meraup keuntungan sekitar Rp20 juta lebih setiap bulan.
"Untuk bayar karyawan ada 12 orang, pewarna, lilin, terus untuk beli gas. Jadi kalau dihitung sebulan, kita butuh biaya Rp60 jutaan. Kalau untungnya sih lumayan, masih bisa dapat Rp800 ribu/hari. Ya mudah-mudahan sih inflasi bisa cepat selesai agar kondisi bisa normal lagi," ungkapnya.
Menurutnya, menjadi perajin batik dibutuhkan keterampilan khusus dan ketelatenan. Keahlian membatik yang dimiliki merupakan keahlian turun temurun dari warisan keluarganya.
"Sangat sulit, tidak semua orang bisa membatik. Meskipun batik cetak terkesan lebih mudah dari batik tulis, tapi dalam proses pewarnaan juga susah," terangnya.
Oleh karena itu, Ia berharap, agar keahlian membatik tersebut bisa diteruskan oleh generasi yang akan datang dengan kreasi-kreasi lebih banyak lagi.
"Jadi kelestarian batik tetap terjaga dan bisa lebih menarik minat banyak orang," pungkasnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto