Filosofi Hidup Nelayan Tercermin dalam Motif Klasik Batik Indramayu
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Batik Indramayu menyimpan sejarah panjang yang jarang diketahui banyak orang. Seni membatik ini diyakini telah masuk ke wilayah pesisir Indramayu sejak ratusan tahun lalu melalui Pelabuhan Cimanuk, yang kala itu menjadi pusat aktivitas perdagangan. Dari tempat inilah para pedagang luar daerah mengenalkan tradisi membatik kepada masyarakat setempat.
Menariknya, pada masa awal berkembangnya batik di Indramayu, para pembatik justru didominasi oleh kaum laki-laki. Namun, seiring berjalannya waktu, proses membatik beralih menjadi aktivitas yang lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan, terutama istri para nelayan.
“Dulu yang membatik itu laki-laki, cuman beralih kalau sekarang itu yang membatik ibu-ibu yang menunggu suaminya pergi ke laut. Mereka mengisi waktunya dengan membatik,” ujar pemilik Batik Bintang Arut, Muhayatun, Minggu, 14 September 2025.
Keunikan batik Indramayu bukan hanya pada sejarahnya, tetapi juga motif yang diwariskan turun-temurun. Hingga saat ini, motif klasik batik Indramayu tetap dipertahankan tanpa perubahan signifikan. Bahkan, lebih dari 100 motif telah didaftarkan hak cipta secara resmi, menjadikannya salah satu batik tertua yang diakui di Indonesia.
“Hebatnya lagi, batik Indramayu dari zaman dahulu sampai sekarang motifnya tidak pernah berubah. Itu sudah di hak cipta, ada lebih dari 50 motif yang masuk buku hak cipta. Total motifnya 100 lebih, dan Indramayu itu lebih dahulu di hak cipta daripada batik-batik di Yogyakarta,” paparnya.
Editor : Tomi Indra Priyanto