KUNINGAN,iNewsIndramayu.id – Anggota DPRD Kuningan, Rana Suparman memuji komitmen politisi senior Muhamad Nurdin yang terus mengembangkan padi varietas MSP di Dapil Jabar X khususnya Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Apalagi M Nurdin selaku Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, secara konsisten menyalurkan benih padi MSP kepada masyarakat petani.
Hal itu disampaikan Anggota Fraksi PDIP DPRD Kuningan, Rana Suparman saat panen padi MSP pada Minggu (12/3/2023). Tak hanya dihadiri langsung Anggota DPR M Nurdin, hadir pula para kepala desa di Kecamatan Luragung.
“Kebetulan ini masa reses Komjen (Purn) Pak Nurdin ya. Jadi beliau (M Nurdin) langsung dengan masyarakat di sini melakukan panen, saya mendapat penugasan dari beliau untuk mendampingi,” kata Anggota Fraksi PDIP DPRD Kuningan, Rana Suparman kepada awak media.
Dirinya melihat, sejauh ini sudah banyak diberikan penyaluran benih padi MSP khususnya di Dapil Jabar X. Sehingga pengembangan padi varietas MSP di Kuningan sudah berjalan lama.
“Tujuan partai adalah melakukan dharma bakti kepada negara. Salah satunya dengan memformulasikan sebuah bibit padi yang hasilnya bagus, tahan terhadap hama, dan perawatan tidak begitu ribet,” ucapnya.
Menurutnya, DPP PDIP sudah menciptakan benih padi varietas MSP atau Mari Sejahterakan Petani melalui tangan Ir Surono Danu. Padi MSP ini memiliki usia panen hanya 90 hari, bahkan sekarang adapula yang usia panen hanya 65 hari.
“Nah untuk masa panen 65 hari itu demplotnya ada di Desa Jambar, dan Luragung juga ada sebagian yang dicoba untuk masa panen 65 hari. Namun untuk kuantitas, jelas lebih banyak yang masa panen 90 hari dari hasil panen padi. Ini saya sampaikan karena sudah uji coba ya,” ucapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya mengaku, jika cara berpolitik partainya adalah mengajak rakyat bersama-sama dan berinovasi untuk melahirkan varietas padi unggulan.
“Kenapa PDIP melakukan ini, karena kita sudah punya analisis bahwa kita harus kuat di ruang pangan. Hari ini kita melihat konflik dunia ada di Migas, sehingga timur tengah menjadi lahan pertarungan yang begitu dahsyat. Kemudian tahun 2050 ke atas, bisa jadi pergeseran konflik itu ke pangan, dan Indonesia harus kuat. Jadi kita harus menjadi negara yang kuat terhadap pangan,” pungkasnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto