"Somervell hanya maju 100 kaki, lebih ke atas lereng daripada menyebranginya, dan rombongan kuli angkut terakhir baru saja mulai bergerak ke atas. Pemandangan itu sangat cerah dan tak berangin, dan karena kami jarang berbicara, tidak ada yang terdengar selain paru-paru kami yang terengah-engah," tulis George Mallory sebelum longsor salju menerjang rombongan mereka.
"Keheningan ini tiba-tiba terganggu. Kami dikejutkan oleh suara yang tidak menyenangkan, tajam, menawan, keras, namun entah bagaimana lembut seperti ledakan bubuk mesiu yang tidak dijinakan," lanjutnya.
Ia mengungkapkan jika suara itu tak pernah didengarnya selama berada di sisi gunung tersebut. Sejenak George Mallory kemudian melihat permukaan salju beberapa meter sebelah kanan tempatnya berada tampak pecah dan mengerut.
Editor : Tomi Indra Priyanto