"Dari 30 tersaring 16 orang. Ke-16 orang ini terdiri dari 10 tentara (Kopassus) dan enam orang sipil. Yang sipil itu dari Wanadri, Mapala UI, Rakata, FPOK IKIP Jakarta, dan FPTI," tutur Galih Donikara yang kala itu mewakili Wanadri.
Pria yang kini aktif sebagai pendaki senior EIGER Adventure Service Team (EAST) itu menceritakan bahwa proses menaklukan puncak Himalaya tidak terjadi secara instan meski telah berlatih selama berbulan-bulan.
"Kurang lebih 40 hari tinggal di kawasan Everest itu. Mulai perjalanan turun naik dari satu camp ke camp lainnya. Secara bertahap hingga di ketinggian 7.000 (meter). Usai terbiasa di ketinggian 7.000, kami turun lagi ke daerah yang lebih rendah, sebelum kemudian summit attack," katanya.
Editor : Tomi Indra Priyanto