"Tentunya kompetisi ini akan berlangsung setiap tahun agar game lokal terbaik bisa bermunculan dan menarik perhatian pasar game nasional Indonesia. Ini tugas kami dari Kemenparekraf," ujarnya.
Sementara peran Kemendikbud Ristek, lanjutnya, adalah menumbuhkan SDM developer game melalui sekolah vokasi yang dibentuk. Sedangkan Kemenkomarves, bertugas menarik investor yang akan mengembangkan game lokal, mengingat dibutuhkan nilai investasi yang cukup besar.
"Melalui perpres ini, pemerintah memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas yang dapat diakses para developer game lokal, lalu nanti akan ada turunannya yang berfungsi sebagai petunjuk dan lainnya," ucapnya.
Besarnya pasar game nasional tak lepas dari banyaknya pengguna di Indonesia. Agensi kreatif global We Are Social, pada 2022 lalu menempatkan Indonesia dalam posisi ketiga daftar negara pemain game terbanyak di dunia, dengan persentase 94,5 persen pengguna internet usia 16-64 tahun memainkan video game.
Urutan pertama daftar negara dengan pemain game terbanyak menurut laporan agensi tersebut adalah Filipina sebesar 96,4 persen dan posisi kedua ditempati Thailand sebesar 94,7 persen. Secara global, pendapatan aplikasi game selular mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Editor : Tomi Indra Priyanto