KUNINGAN,iNewsIndramayu.id – Anggota DPRD Jabar, Hj Tina Wiryawati bakal membantu masyarakat petani untuk mengembangkan budidaya kopi lokal. Komitmen ini berawal dari aspirasi yang diserap dari masyarakat di Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.
“Sebagai wakil dari Kabupaten Kuningan, saya mendapat aspirasi dari masyarakat. Bahwa banyak kopi yang dulu ditanam oleh warga itu terbengkalai, berawal dari aspirasi itu saya mencoba untuk kembali mengembangkan budidaya kopi di sini,” kata Anggota DPRD Jabar, Hj Tina Wiryawati kepada awak media, Selasa (14/3/2023).
Politisi asal Partai Gerindra ini menyebut, tanaman kopi yang terbengkalai sangat disayangkan. Apalagi kopi ini menjadi salah satu komoditas yang masih dibutuhkan dunia internasional.
“Saya kebetulan bersama Dindin Mediana selaku founder Roemah Indonesia, beliau ini pernah membuka pameran bersama Pak Menteri Erick Thohir di Belanda hingga London. Jadi kesempatan ini yang akan saya lakukan bersama petani kopi, agar bisa lebih dikenal luas,” ungkapnya.
Dia menyebut, jika dulu kopi asal Sunda Jawa Barat dikenal dengan sebutan kopi preanger. Bahkan kopi yang disebut warga setempat sebagai Sunda Buhun, begitu terkenal di Eropa.
“Saya selalu ingin memberikan perhatian bagi petani, khususnya sekarang sedang memperhatikan kopi. Jadi lahan kopi yang awalnya terbengkalai, bagaimana bisa kembali dikembangkan untuk membantu petani kopi lokal,” ungkapnya.
Sementara Founder Roemah Indonesia, Dindin Mediana menyebut, kebutuhan konsumsi kopi di sejumlah negara berbeda-beda. Misalkan saja di Singapore setiap orang mengkonsumsi higga 4 kg kopi, Malaysia 5 kg kopi, dan Indonesia hanya 1,5 kg kopi.
“Jadi sebetulnya, potensi pasar lokal saja ini begitu tinggi sekali. Karena kita hanya mengkonsumsi 1,5 kg kopi per tahun per orang,” ujarnya.
Apalagi di Eropa, Ia menyebut, setiap orang mengkonsumsi kopi setiap hari 4-5 kali. Intinya, potensi pemasaran kopi ini besar sekali baik di level nasional maupun internasional.
“Kemudian di Eropa kan tidak ada pohon kopi, Amerika juga minum kopinya juga bisa sampai 4 kali sehari setiap orang, dan Eropa Timur juga sama. Lalu mereka itu punya pohon kopi tidak, kan tidak ada pohon kopi di sana, jadi tergantung dari kita,” tutupnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait