Siaga Karhutla dan Kekeringan, Bupati Kuningan Keluarkan Surat Edaran

Andri Yanto
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (Foto: Ist)

KUNINGAN,iNewsIndramayu.id – Musim kemarau yang terjadi tahun ini, menimbulkan sejumlah peristiwa kebakaran di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Bahkan musibah kebakaran juga menimpa kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kuningan di wilayah Mandirancan.

Setidaknya 155 hektare area hutan di kawasan TNGC terdampak kebakaran. Karhutla ini tersebar di beberapa titik seperti Blok Talaga Bogo Batu Luhur, Batu Kuda, Batu Beuheungan, Tegal Bodas, Jalan Maling, Panjak Rama, Karang Dinding, Jalan Bukit Seribu Bintang, Bukit Kahiyang, dan Batu Sepur Batu Luhur.

Atas kondisi tersebut, Bupati Kuningan mengeluarkan surat edaran tentang kesiapsiagaan menghadapi dampak El Nino bencana karhutla dan kekeringan. Hal ini dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan, antisipasi, serta menekan risiko dampak El Nino dipandang perlu melakukan langkah-langkah antisipasi, mitigasi, dan kesiapsiagaan.

“Meningkatkan koordinasi kolaborasi dengan segenap unsur pentahelix dalam upaya kesiapsiagaan, menghadapi dampak El Nino bencana karhutla dan kekeringan. Membentuk posko kesiapsiagaan dan melakukan pemantauan secara cermat dan berkelanjutan, untuk mengetahui situasi terkini terhadap perkembangan informasi peringatan dini,” kata Bupati Kuningan, H Acep Purnama dalam surat edaran tertulisnya, Selasa (29/8/2023).

Ia mengimbau, agar mengaktifkan SDM dan peran serta masyarakat untuk melakukan piket malam, sekaligus meningkatkan budaya kearifan lokal demi antisipasi terhadap dampak El Nino bencana karhutla dan kekeringan.

“Melakukan pemetaan serta deteksi dini terhadap potensi ancaman, risiko, dan kerentanan untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi dampak El Nino bencana karhutla serta kekeringan. Memberikan edukasi kepada masyarakat kaitan dampak kekeringan karena El Nino, sehingga masyarakat dapat menghemat penggunaan air bersih dan melakukan budidaya pertanian yang tidak butuh banyak air,” ungkapnya.

Dia menekankan, agar masyarakat diedukasi untuk tidak melakukan pembakaran lahan ketika membuka atau membersihkan lahan. Kemudian melakukan pemadaman segera jika ditemukan titik api, serta koordinasi dengan penegak hukum jika diindikasikan adanya kelalaian dalam pengelolaan lahan.(*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network