Dinkes Garut Sebut 97 Persen Korban Keracunan Sate Jebred Mengalami Diare

Fani Ferdiansyah
Bupati Garut Rudy Gunawan menjenguk seorang anak yang mengalami keracunan usai mengonsumsi sate jebred di Puskesmas Cilawu. (Ist)

GARUT, iNewsIndramayu.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut menyebut gejala yang dialami puluhan warga akibat keracunan sate jebred atau sate kulit sapi sebagian besar berupa diare. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Garut Asep Surachman mengatakan, gejala diare dirasakan hampir 97 persen warga yang keracunan. 

">Rapid Health Assessment (RHA) hingga tanggal 11 Oktober ini, dari 41 orang yang mengalami keracunan 97,6 persen mengalami gejala diare. Sementara demam 82,9 persen," kata Asep Surachman, Rabu (11/10/2023). 

Berdasarkan pendataan terkait domisili, sebanyak 32 orang berasal dari Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dan 9 orang lainnya berasal dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. Ia mengatakan warga yang mengalami keracunan saat ini menjalani perawatan di tiga fasilitas kesehatan, yakni Puskesmas Cilawu, Puskesmas Bojongloa, dan Klinik Cihideung.

"Epidemiologi menurut umur, pasien dugaan keracunan pangan paling banyak dialami oleh kelompok usia 26-35 tahun atau 31.71 persen. Sementara populasi rentan terdapat pada kelompok lansia sebanyak dua orang atau sekitar 7.41 persen dan balita sebanyak tiga orang atau sekitar 7.32 persen," paparnya. 

Pemerintah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) dalam peristiwa keracunan sate jebred di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Dari pemantauan yang dilakukan Dinkes Garut, kata dia, kasus pertama peristiwa keracunan terjadi pada 8 Oktober 2023, sedangkan kasus terakhir dilaporkan tanggal 9 Oktober 2023.

"Dugaan sementara diakibatkan oleh jenis makanan sate jebred. Namun untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium," katanya.

Seperti diketahui, tiga orang diperiksa Polres Garut terkait keracunan massal yang dialami warga usai mengonsumsi sate jebred atau sate kulit sapi. Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha mengatakan, ketiga orang yang diperiksa itu merupakan sejumlah pedagang yang diduga menjual sate jebred dan bahan-bahan komposisinya. 

"Sejauh ini baru tiga orang yang diperiksa, baru pedagang dari makanan yang diduga membuat warga keracunan, termasuk orang yang menyaksikan terjadinya keracunan. Tidak menutup kemungkinan nanti akan bertambah untuk kepentingan penyelidikan," kata AKBP Rohman Yonky Dilatha. 

Aparat kepolisian belum menetapkan tersangka di kasus keracunan yang membuat banyak warga keracunan dan dua lainnya meninggal itu. Ia memastikan tiga orang yang diperiksa pihaknya masih berstatus sebagai saksi. 

"Masih saksi. Kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel makanan yang diduga sebagai penyebab keracunan. Kami minta secepatnya keluar hasilnya supaya ada titik terang," ujarnya. (*) 

Editor : Tomi Indra Priyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network