Ada Kiai di Indramayu Diserang Oknum, Wagub Uu Bilang Begini

Safaro
Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum. (foto istimewa)

Indramayu, 

Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum mengaku prihatin dengan adanya oknum yang menyerang seorang kiai beserta istrinya di salasatu Pondok Pesantren di Kabupaten Indramayu.

Keprihatinan Panglima Santri Jawa Barat ini menyusul adanya informasi bahwa K.H. Farid Ashr Waddahr yang dikenal dengan sebutan Gus Farid bersama istrinya menjadi korban pembacokan di kediaman korban di area pondok pesantren An-Nur Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu pada Selasa malam (8/3/2022) sekitar pukul 21.30 WIB.

Wagub Uu menyampaikan, kejadian yang dialami Gus Farid menjadi kepedihan bagi dirinya serta komunitas pondok pesantren di Jawa Barat. Menurutnya, dengan peristiwa ini kiai lainnya di Indramayu harus waspada agar tidak terulang kejadian serupa.

"Kejadian ini merupakan kepedihan buat kami selaku komunitas pondok pesantren dan ini pun harus menjadi kewaspadaan para kiai dan ulama untuk menjaga diri sehingga tidak terulang," katanya di Pendopo Indramayu dalam rangka kegiatan Safari Kebhinekaan di Kota Mangga, Kamis (10/03/2022).

Ketika masyarakat ada yang tidak menyukai seorang kiai tetapi tindakan kekerasan seharusnya tidak dilakukan. Atas kejadian ini, ia berharap pihak kepolisian mampu mengupas tuntas motif di balik penyerangan terhadap Gus Farid.

"Seandainya masyarakat yang memang tidak menyenangi kepada kiai, harapan kami tidak melakukan tindakan-tindakan seperti yang di alami kiai di Indramayu. Kepada pihak berwenang untuk mengusut tuntas dan meminta kepada para kiai dan para santri untuk tidak melakukan kegiatan provokatif, anarkis atau perlawanan dan lainnya," pesan Uu.

Lanjut Uu, atas kejadian ini seorang santri diharapkan prinsip jihad fisabilillah jangan dijadikan alasan sebagai pembelaan terhadap kiai atau respon perlawanan terkait kekerasan pembacokan terhadap gurunya.

"Sekalipun yang saya tau kepatuhan seorang santri kepada kiai tiada batas, apalagi santri terkadang punya prinsip jihad, karena kalau berbicara soal jihad sudah tidak berpikir duniawi, berfikir mati. Kalau santri sudah terketuk fisabilillah, hanya surga yang ada dipandangannya. Oleh karena itu jihad jangan dijadikan alasan untuk membuat kegaduhan yang lain," tambahnya.

Seorang kiai sekarang kata Wagub, ibaratnya sudah barang langka. Artinya untuk menjadi kiai itu susah, harus menempuh pendidikan di pesantren yang lama dan itupun belum tentu banyak orang lama-lama di pesantren. 

"Yang kita butuhkan dari kiai adalah ilmunya, moralnya sebagai guru tauladan," tandasnya. 

Adapun kalau ketika kiai punya kesalahan agar dimaafkan karena kiai juga manusia biasa yang punya salah dan hilap. 

"Saya berharap permohonan maaf menjadi penebus kesalahan agar kejadian terhadap kiai Indramayu tidak terulang kembali," pungkas Uu. (safaro)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network