Fenomena ini mencerminkan masalah yang lebih luas di China. Banyak warga lanjut usia, khususnya yang kesepian atau memiliki keterbatasan fisik, menjadi sasaran empuk manipulasi digital. Avatar AI kini hadir dalam berbagai wujud, mulai dari figur profesional, penyiar berita, hingga gadis remaja imut yang sengaja didesain untuk menarik perhatian.
Menurut para pakar, sebagian avatar digunakan untuk mendorong konsumsi dan penjualan produk, sementara sebagian lainnya dimanfaatkan untuk propaganda atau sekadar menciptakan ketergantungan emosional.
Para ahli pun mengingatkan agar keluarga lebih waspada terhadap aktivitas digital anggota keluarganya yang sudah lanjut usia. Meski AI membawa banyak manfaat, teknologi ini juga bisa menjadi ancaman serius bagi kelompok yang rentan. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait
