Peristiwa ini baru diketahui keluarga setelah Ahmad dibawa ke tukang pijat karena mengeluh sakit, lalu mengalami kejang-kejang disertai demam tinggi pada malam harinya.
“Anak saya tidak mau sekolah karena takut diperlakukan kasar lagi. Kami baru tahu setelah dia sakit dan memar di pahanya,” ujar Atpiyah, Selasa, 23 September 2025.
Sementara itu, wali kelas IV SDN Margadadi 7, Dian, mengaku kaget dengan adanya perundungan tersebut.
"Pihak sekolah berjanji akan memberikan sanksi kepada siswa yang terbukti melakukan bullying terhadap Ahmad," ujarnya.
Kasus ini menambah daftar panjang fenomena bullying di sekolah dasar yang masih menjadi perhatian serius bagi dunia pendidikan di Indonesia. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait
