Penjualan Pupuk Subsidi Capai 50 Persen Lebih hingga Juni 2023 di Indramayu

INDRAMAYU,iNewsIndramayu.id – Penjualan pupuk subsidi hingga pertengahan tahun yakni Juni 2023, sudah mencapai 50 persen lebih dari alokasi tahun ini di Indramayu, Jawa Barat. Hal ini sebagai komitmen Pupuk Kujang selaku anak perusahaan Pupuk Indonesia (Persero), agar penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran.

Misalkan saja pupuk urea subsidi dengan total alokasi 70.488 ton, kini sudah terjual 45.716 ton atau 64 persen dari alokasi yang ditetapkan Pemkab Indramayu. Sementara penjualan Pupuk NPK telah mencapai 28.262 ton atau 65 persen dari alokasi sebanyak 43.449 ton.

Baca Juga

Stok Pupuk Bersubsidi di Indramayu Aman Capai 17.375 Ton

Adapun di tahun 2023, berdasarkan SK alokasi tahun 2023 jika pemda menetapkan alokasi pupuk subsidi di Kabupaten Indramayu dengan total 113.937 ton terdiri dari urea dan NPK.

“Alokasi itu wajib kita penuhi. Namun kita optimis bisa tercapai karena serapan pupuk cenderung mengalami kenaikan, apalagi menjelang musim tanam Agustus-September,” kata Fajar Ahmad, Manajer Penjualan Jabar 1 Departemen Penjualan Wilayah 3A PT Pupuk Indonesia (Persero), Rabu (12/7/2023). 

Fajar menuturkan, selain terus berupaya meningkatkan serapan dan penjualan pupuk subsidi, Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik juga terus menjaga stok pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan petani di seluruh wilayah distribusinya. Misal di Indramayu, berdasarkan data yang dihimpun hingga Juli 2023, Pupuk Kujang menyiapkan stok pupuk urea sebanyak 7.903 ton. Adapun Petrokimia Gresik menyiapkan stok NPK sebanyak 4.944 ton.

Baca Juga

Optimalkan Produksi, Pupuk Kujang Jaga Stok untuk Musim Tanam Penghujan

“Stok pupuk tersebut siaga di gudang lini tiga di Indramayu, sesuai dengan ketentuan minimum yang diatur pemerintah. Jadi sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga dua pekan ke depan,” katanya.

Adapun di Jawa Barat, lanjutnya, secara total stok pupuk mencapai 96.443 ton. Yakni terdiri dari urea sebanyak 69.169 ton dan pupuk NPK mencapai 27.274 ton.

Sementara AVP Program dan Komunikasi PSO Wilayah Barat Pupuk Indonesia, Drikarsa menuturkan, pemerintah telah mengatur perihal pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi melalui Permendag nomor 4 tahun 2023. Dalam aturan itu, BUMN pupuk dan anak perusahaan wajib memenuhi kebutuhan pupuk subsidi yang ditetapkan pemerintah. Adapun kebutuhan pupuk subsidi dalam satu tahun telah ditetapkan melalui SK Alokasi di setiap provinsi hingga kabupaten/kota.

Baca Juga

Atasi Kelangkaan Pupuk, Petani Kuningan Diajak Beralih ke Pupuk Organik

Di Jawa Barat misalnya, berdasarkan SK Alokasi tahun 2023, telah ditetapkan kebutuhan pupuk subsidi petani sebanyak 942.508 ton. Terdiri dari Pupuk Urea sebanyak 603.137 ton, NPK sebanyak 338.690 dan NPK Khusus sebanyak 681 ton.

Sebagai produsen yang bertanggung jawab mendistribusikan pupuk subsidi di Jawa Barat, Pupuk Kujang wajib memenuhi alokasi tersebut di tahun 2023.

Drikarsa menyebut, seluruh pupuk subsidi ini merupakan hak petani yang telah memenuhi persyaratan yang diatur dalam Permentan nomor 10 tahun 2022. Berdasarkan aturan itu, petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi yaitu petani yang tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam e-Alokasi yang terintegrasi dengan Simluhtan (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektare, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu).

Baca Juga

HKTI Kuningan Ingin Wujudkan Kuningan Mandiri Pupuk dengan Biosae

Petani dapat menebus pupuk bersubsidi pada kios-kios resmi yang telah ditentukan untuk melayani kelompok tani setempat. “Perlu diketahui, Permentan nomor 10 Tahun 2022 juga menetapkan sembilan komoditas saja yang mendapat pupuk bersubsidi, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi. Sembilan komoditas ini merupakan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi sehingga komoditi yang lain tidak lagi mendapat alokasi,” ungkap Drikarsa.

Sebagai bentuk optimalisasi distribusi, Pupuk Indonesia telah memanfaatkan Distribution Planning and Control System (DPCS). Teknologi informasi ini merupakan sistem terintegrasi yang didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk subsidi secara optimal.

“Datanya realtime, jadi kami dapat memantau stok pupuk subsidi mulai dari lini produksi hingga ke tingkat distributor,” pungkasnya.(*)

Editor : Tomi Indra Priyanto