Baginya, mengajukan pinjaman di PNM Mekaar mudah dan merasa sangat terbantu oleh Account Officer (AO) yang mendampinginya menjalani usaha.
“Ini alasan utama saya gabung Mekaar dan ajak teman-teman saya. Sebagai ketua kelompok, saya yang bertanggung jawab atas lancarnya cicilan mereka, saya yang pilih anggota kelompok saya sendiri yang saya sudah kenal bertahun-tahun seperti apa mereka,” kata Sujiati, Selasa (18/7/2023).
Ke-25 rekan-rekannya yang merupakan korban PHK itu turut membantu produksi kerajinan kulit yang ia rintis. Semua aktivitas produksi berlangsung di rumah Sujiati.
Pemasaran produk terhadap pembeli pun dilakukan teman-temannya yang dahulu berstatus sebagai karyawan pabrik. Berkat ikhtiar dan doa, usahanya berkembang pesat.
Produk kerajinan kulit alas kaki yang ia peoduksi bahwa dilirik pabrik di Kota Solo. Sekarang, Sujiati bukan hanya mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya saja, melainkan juga telah mempekerjakan 100 orang karyawan di rumahnya.
“Hidup tanpa penghasilan tetap saja sudah berat apalagi sampai kena PHK. Tapi kita sebagai sesama perempuan bisa saling mendukung satu dengan yang lain,” ujar Sujiati. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto