KUNINGAN,iNewsIndramayu.id – BPBD Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kini mewaspadai kemarau berkepanjangan akibat dampak fenomena El Nino. Hal ini berpotensi memicu terjadinya kebakaran lahan dan hutan khususnya di kawasan Gunung Ciremai.
Kepala BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana dalam keterangan persnya, Rabu (26/7/2023), mengatakan, upaya koordinasi dengan lintas sektoral terus dilakukan dalam mengantisipasi terjadinya karhutla. Apalagi menghadapi fenomena El Nino yang berpotensi membuat musim kemarau lebih panjang.
“Antisipasi yang dilakukan, justru terhadap perubahan iklim secara ekstrem. Dampak yang kita rasakan sekarang dari fenomena El Nino, yakni musim kemarau yang kemungkinan bisa lebih panjang dari biasanya,” kata Indra.
Hal tersebut, lanjutnya, dapat mengancam terhadap potensi kekeringan di sejumlah wilayah. Sehingga mitigasi kebencanaan harus segera dilakukan baik struktural maupun non struktural.
“Jadi tidak hanya kekeringan saja, soal kebakaran hutan juga mesti kita antisipasi. Maka mitigasi kebencanaan ini penting, semua harus bekerja sama, minimal sarana dan prasarana harus kita sediakan dalam penanganan kebencanaan,” ungkapnya.
Sehingga, Ia berharap, kerja sama lintas sektoral dapat menekan atau meminimalisasi potensi terjadinya musibah kebencanaan di Kuningan. Salah satunya melalui apel gabungan siaga karhutla dengan simulasi pemadaman api kebakaran di kawasan Gunung Ciremai.
“Kita juga beri edukasi kepada masyarakat terkait bahaya karhutla, termasuk di jalur-jalur pendakian Gunung Ciremai. Semoga upaya yang dilakukan ini meningkatkan kesadaran bagi masyarakat, khususnya mencegah terjadinya musibah karhutla di Kuningan,” ungkapnya.
Dia menyebut, titik karhutla yang kerap terjadi di kawasan Gunung Ciremai khususnya teritorial Kuningan biasanya di wilayah Pasawahan. Titik lokasinya yaitu Blok Bukit Seribu Bintang (BSB), Blok Pajaten, Blok Batu Luhur dan kawasan sekitarnya.
“Jadi titik-titik itu yang memang rawan terjadi potensi karhutla. Sebab di tahun kemarin itu terjadi, termasuk beberapa tahun ke belakang juga sama. Bahkan di puncak Ciremai juga pernah terjadi kebakaran, itu dari lompatan api kebakaran dari daerah-daerah lain sekitar kawasan puncak Ciremai,” tutupnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto