get app
inews
Aa Text
Read Next : Kemenparekraf Dorong Pelaku Ekonomi Kreatif Memanfaatkan Sistem Digital

Pemerintah Dorong Digitalisasi Budaya Indonesia Melalui Pemanfaatan Teknologi

Jum'at, 28 Juli 2023 | 09:15 WIB
header img
Pada kegiatan sosialisasi Pemanfaatan Teknologi dalam Pemajuan Kebudayaan di Ballroom Hotel Harmoni Garut Kamis (27/7/2023) kemarin, terungkap jika sistem informasi saat ini telah mampu menghubungkan banyak orang dari belahan dunia berbeda.

GARUT, iNewsIndramayu.id - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan mendorong digitalisasi semua produk budaya di Indonesia. Dalam program yang dijalankan melalui pemajuan kebudayaan ini, para pelaku budaya bersama konten kreator, diharapkan mampu berkolaborasi dengan kecanggihan teknologi masa kini. 

Sejalan dengan tujuannya, digitalisasi ini memiliki maksud untuk memajukan produk budaya itu sendiri. Salah satu kecanggihan teknologi lain yang dapat dimanfaatkan secara sederhana dan mudah adalah penyebarluasan melalui penggunaan media sosial. 

"Penggunaan teknologi, contoh media sosial untuk kebudayaan masih rendah, karena masih ada anggapan bahwa budaya dan teknologi itu terpisah. Di satu sisi teknologi itu maju atau modern, di sisi lain masyarakat menganggap kebudayaan itu kuno karena bersifat tradisional, padahal budaya dan teknologi bisa dikolaborasikan," ujar Kepala Pokja Pembinaan Lembaga Kebudayaan pada Direktorat Pembinaan Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Wawan Yogaswara, di Garut, Jumat (28/7/2023). 

Anggapan tersebut menurut Wawan Yogaswara membuat budaya dan teknologi seolah terpisah dan berbeda. Padahal, penggunaan teknologi dalam setiap kebudayaan yang dimiliki masyarakat dinilai mampu meningkatkan daya guna dari budaya, baik dari sisi penyebarluasan dokumentasi, informasi hingga pengetahuan. 

"Latar belakangnya adalah memadukan antara teknologi dengan kebudayaan yang dianggap tradisional. Jadi, banyak pelaku-pelaku budaya ini agak jaga jarak dengan teknologi, umumnya mereka merasa gaptek dan segala macam. Kedepannya tidak begitu lagi, jadi nanti bagaimana caranya budaya dan teknologi bisa bertemu," ungkapnya.

Ide gagasan mengenai digitalisasi budaya menurutnya tidak lain karena kecanggihan teknologi yang mampu mendekatkan siapapun meski terhalang jarak dan waktu.

Dalam kegiatan sosialisasi Pemanfaatan Teknologi dalam Pemajuan Kebudayaan yang berlangsung di Ballroom Hotel Harmoni Garut Kamis (27/7/2023) kemarin, terungkap jika sistem informasi saat ini telah mampu membuat banyak orang dari belahan dunia berbeda, bisa berkomunikasi secara langsung tanpa batas. 

"Sekarang kita bisa rapat di mana pun dengan siapapun di tempat yang berbeda dalam waktu bersamaan. Kenapa tidak hal serupa diterapkan pada semua produk budaya juga," kata Wawan Yogaswara. 

Salah satu bentuk budaya yang dapat dikolaborasikan dengan teknologi adalah kesenian adu domba Garut atau domba tangkas. Seni ketangkasan domba yang umum dilakukan masyarakat Tatar Pasundan, khususnya Garut, ini nantinya dapat dinikmati luas secara langsung tanpa terkendala jarak dan waktu karena pemanfaatan teknologi melalui digitalisasi. 

Wawan Yogaswara bahkan mengatakan seni adu domba Garut bisa dituangkan ke dalam suatu game yang berfungsi untuk memperkenalkan kesenian tersebut kepada generasi muda. 

"Misalnya nonton seni adu domba Garut nanti tidak harus dilakukan di tempat kesenian itu digelar saja, tapi bisa secara live ditonton pada jarak yang sangat jauh sekali pun. Bisa juga seni adu domba Garut ini dibuat suatu game, jadi bagaimana supaya anak muda itu tertarik," kata dia. 

Dia memastikan bila pemajuan kebudayaan melalui digitalisasi tidak menghilangkan unsur asli dari budaya itu sendiri. Ia menjelaskan pemajuan kebudayaan akan membuat suatu budaya dikemas menjadi lebih baik sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman. 

"Karena budaya itu dinamis, jadi sebetulnya secara substansi kebudayaan itu tidak berubah, hanya medianya saja," imbuhnya. 

Wacana digitalisasi melalui pemajuan kebudayaan, tambah Wawan Yogaswara, merupakan program Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya digitalisasi budaya akan berkaitan dengan Dirjen Kebudayaan di Direktorat Film, Musik dan Media Kemendikbud Ristek. 

"Sebenarnya ini program Pak Jokowi, dituangkan ke dalam struktur organisasi di Dirjen Kebudayaan," sebutnya. 

Adapun output yang dihasilkan dari kegiatan yang telah dilakukan adalah memperkenalkan peran teknologi dalam memajukan kebudayaan Indonesia, pada para pelaku budaya dan konten kreator asal Garut. 

"Kita perkenalkan kepada pelaku budaya di Garut mengenai peran dari media sosial juga, misal Instagram dan TikTok yang dapat digunakan sebagai sarana. Sejauh ini para pelaku tersebut sudah memiliki media sosial lain berupa Facebook, tapi penggunaannya tidak berkaitan dengan apa yang mereka geluti, ini sangat disayangkan," ucapnya. 

Sementara konten kreator, sambungnya, akan didorong oleh Kemendikbud Ristek untuk aktif menyosialisasikan dan mempromosikan budaya-budaya di masyarakat melalui media sosial. Wawan Yogaswara menyebut digitalisasi kebudayaan ini minimal harus telah berjalan di lima tahun mendatang. 

"Harapannya dalam lima tahun ke depan sudah berjalan. Ini sebetulnya lebih ke penguatan konten untuk para konten kreator, supaya intens mempromosikan kebudayaan melalui media sosial," katanya. 

Sependapat dengan Wawan Yogaswara, anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah menilai digitalisasi dapat membuat penyebaran informasi mengenai suatu budaya bisa dilakukan secara masif dan mudah dicerna siapapun. Ia menyoroti perihal budaya yang dapat dipromosikan melalui media sosial tidak melulu harus berbentuk kesenian, namun segala aspek yang ada di masyarakat. 

"Budaya itu memiliki arti luas, bukan arti sempit, jangan melihat budaya itu hanya tari-tarian, hanya pencak silat. Membangun suatu bangunan di Garut contohnya bisa disebut budaya karena ada pengaruh kedaerahan di situ, makanan tradisional yang dihasilkan masyarakat juga merupakan budaya juga," papar Ferdiansyah. 

Legislatif, kata dia, akan selalu melakukan evaluasi dari pemajuan kebudayaan di setiap daerah yang dilakukan melalui digitalisasi ini, sebagai kontrol agar program pemerintah tersebut berjalan dengan baik. Ferdiansyah mengatakan evaluasi tersebut setidaknya membutuhkan feedback atau umpan balik dari berbagai unsur di daerah. (*) 

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut