Seperti diketahui, pada zaman Presiden Soeharto, hanya ada tiga partai yang ikut kontestasi, yakni PPP, PDIP, dan Golkar. Dan pada zaman itu, semua hal dilakukan agar Golkar menjadi partai yang memenangkan pemilu.
Saat ada masyarakat yang tidak mencoblos partai Golkar, maka para petugas akan menusuk surat suara itu di bagian lain agar surat suaranya tidak sah. Dengan begitu, kendati banyak yang tidak memilih, Golkar akan selalu menjadi pemenangnya.
Karena telah menjadi kebiasaan melakukan pemilu dengan paku sejak dulu, hal ini menjadi sangat sulit dirubah di Indonesia. Pasalnya, masih banyak masyarakat Indonesia berpendidikan rendah yang kurang paham sistem pemilihan selain paku, baik itu centang menggunakan pulpen ataupun dengan media elektronik.
Seperti halnya yang terjadi pada Pemilu 2004 dan 2009. Pada masa itu, pemerintah sudah mengupayakan pemilu dilakukan dengan menggunakan pulpen. Namun hasilnya sangat kacau. Masyarakat masih banyak yang tidak memahami metode tersebut sehingga banyak sekali surat suara yang tidak sah.
Editor : Tomi Indra Priyanto