Kediaman Menkeu Sri Mulyani Diserbu Massa, Warga: Takut Nyebar ke Rumah Lain

Pesan Redaksi iNews:
Suarakan aspirasi dengan cara yang bermartabat. Unjuk rasa hak setiap warga, tapi jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah. Jaga ketertiban, hargai sesama, dan tunjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai.

JAKARTA, iNewsIndramayu.id - Kediaman Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, menjadi sasaran massa pada Minggu, 31 Agustus 2025 dini hari. Dalam peristiwa itu, sejumlah barang dari dalam rumah dilaporkan diambil.

Baca Juga

Sri Mulyani Mundur dari Jabatan Menkeu?

Seorang warga sekitar bernama Agung Ramadhan mengaku terkejut ketika menyaksikan keributan tersebut. Ia mengatakan massa datang secara tiba-tiba di tengah malam.

“Jujur saya kaget sih ya, karena mereka dateng massa dengan, saya kurang tau dengan tujuan apa ya, di tengah malam dan saya kebangun, dan rusuh banget banyak banget gitu sih, jujur kaget,” ucap Agung.

Agung juga menyampaikan rasa khawatir jika kejadian itu merembet ke rumah warga lain di perumahan tersebut.

Baca Juga

Jarang Terlihat di Media Sosial, Begini Kisah Rumah Tangga Menkeu Sri Mulyani

“Cemas saya takut. Saya takutnya nyebar ke rumah-rumah lain ya, termasuk ke rumah saya juga dong, ya takutnya bikin kacau rumah lain aja gitu,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia berharap insiden serupa tidak terulang kembali dan meminta keamanan di lingkungan perumahan ditingkatkan.

“Iya pengennya aman lah, ini sebaiknya perumahan ini diamankan sih, cuma ya jangan sampai ada kejadian gini lagi. Jujur saya ngeri sih,” tambahnya.

Baca Juga

Jarang Terekspos, Begini Kisah Rumah Tangga Sri Mulyani Bersama Suami

Sebelumnya, aksi penggerudukan juga menimpa rumah tiga tokoh publik lain, yakni anggota DPR Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan artis Uya Kuya. 

_ _ _ _ _

Pesan Redaksi:

Suarakan aspirasi dengan cara yang bermartabat. Unjuk rasa hak setiap warga, tapi jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah. Jaga ketertiban, hargai sesama, dan tunjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai.

Editor : Tomi Indra Priyanto