Gamelan Renteng Terancam Punah, Warisan Cagar Budaya Tak Benda yang Harus Dilestarikan

Safaro
Nayaga sebuah grup kesenian di Desa Kedungdawa Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu masih melestarikan gamelan renteng sebuah cagar budaya tak benda yang terancam punah. (tangkapan layar video)

iNewsIndramayu.id

Gamelan atau gong renteng sebuah benda cagar budaya tak benda yang harus dilestarikan. Alat music (gamelan) berbentuk bonang yang diwariskan Sunan Bonang ini keberadaannya terancam punah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, H. Caridin melalui Pamong Budaya Ahli Muda Koordinator Cagar Budaya dan Musium, Suparto Agustinus mengatakan  gamelan renteng  adalah sebuah alat musik yang lahir sebelum gamelan-gamelan seperti selendra, pelog dan lainnya ada. 

“Alat music itu sebuah benda cagar budaya tak benda yang harus dilestarikan karena keberadannya terancam punah. Di Indramayu hanya tinggal satu set yang masih dilestarikan, adanya di Desa Kedungdawa Kecamatan Gabuswetan,” kata dia.

Kemudian kenapa disebut gamelan renteng  kata dia karena alat music tersebut dipasang memanjang. Barisan bonang itu oleh masyarakat Jawa (Indramayu) disebut gamelan renteng dan oleh masyarakat Pasundan disebut gong renteng.  

“Gamelan renteng biasa dimainkan pada H-1 atau hari dodol (dina ndodol, Jawa) pada pesta hajat masyarakat atau syukuran lainnya. Tujuannya untuk mengumpulkan sanak saudara  di lokasi hajat. Itu masih dilestarikan di Desa Kedungdawa,” kata Tinus sapaan akrabnya, Selasa (9/8/2022).

Gong renteng sambungnya terdiri dari bonang dan rincik, jumlahnya sekira 19 unit dan dimainkan oleh 2 – 5 nayaga.  Alat music itu biasa dimaikan oleh Sunan Bonang untuk syiar Islam. Jumlah 19 tersebut oleh masyarakat diterjemahkan menjadi 17 dan 2. 17 melambangkan jumlah rakaat solat wajib dan angka 2 melambangkan solat sunah dua rokaat sebelum dan sesudah solat wajib.

Gamelan terus berkembang dan disebarluaskan oleh salasatu murid Sunan Bonang yakni Sunan Kalijaga. Oleh Rd Syahid nama asli Sunan Kali Jaga  gamelan renteng ditambah alat music lainnya seperti saron 1, 2, demung, jengglong, peking/penitir dan lainnya.  

Tinus menyebutkan, di Indramayu hanya ada satu yang masih melestarikannya yakni sebuah grup kesenian di Desa Kedungdawa Kecamatan Gabuswetan.

“Kami berharap  agar grup tersebut menjaga dan melestarikan alat  music gamelan renteng, agar tidak menjadi timbunan barang rongsokan,” sebutnya.

Menurutnya,  kalau Indramayu sudah memiliki museum maka gamelan renteng itu akan dijadikan salasatu benda koleksinya.

“Kalau musium sudah ada akan diusulkan adanya pengadaan untuk pembelian gamelan renteng  sebagai koleksi museum,” ujarnya.

Ia juga berharap agar Camat Gabuswetan dan Kuwu Kedungdawa  turut menjaga dan melestarikan alat music gamelan renteng.  (safaro)

 

Editor : Tomi Indra Priyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network