Cirebon, iNewsIndramayu.id - Angka stunting di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami penurunan sejumlah 8,5 persen. Jumlah tersebut sedikitnya telah menjadi bukti kinerja pemerintahan daerah dalam mengatasi persmasalahan stunting yakni dari 26,5 persen menjadi 18 persen.
"Alhamdullilah ada penurunan stunting, ini berkat kerja sama semua pihak," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Neneng Hasanah, Selasa (31/1/2023).
Pihaknya bertekad, tahun ini akan mencari inovasi agar capaian penurunan stunting lebih optimal. Sehingga pada tahun 2024 mendatang kasus stunting bisa lebih menurun lagi.
"Jadi di tahun 2023, Kabupaten Cirebon sudah mendapatkan inovasi dari Provinsi Jabar untuk gizi balita stunting. Sedangkan untuk tahun 2024, kita juga ada inovasi itu namanya banting setir jadi bersama atasi stunting melalui skrining terintegrasi," terangnya.
Neneng menyebut, skrining terintegrasi dilakukan terhadap remaja putri, ibu hamil hingga ibu melahirkan dan balita. Selain diberikan tablet tambah darah, mereka juga di screening pemeriksaan HB dan kecacingan.
Pemeriksaan kepada remaja putri dilakukan, lanjutnya, karena merupakan cikal bakal menjadi wanita usia subur, menjadi calon ibu.
"Jadi jangan sampai, baik remaja putri maupun calon ibu dan ibu hamil ini, menderita kurang energi kronis yang salah satu penyebabnya adalah anemia," katanya.
Selain itu, peran bapak asuh stunting sangat efektif untuk menjaga balita agar menjadi sehat dan cukup gizi. Bagian dari konvergensi untuk penurunan stunting ini, kata dia, akan lebih dioptimalkan kembali.
"Jadi memang bapak asuh ini baik institusi maupun perorangan yang memang mampu untuk membantu kepada sasaran-sasaran yang stunting di Kabupaten Cirebon," imbuhnya.
Seperti diketahui, Peprov Jabar mencatat angka kasus stunting di Jabar mengalami penurunan dari 31,5 persen kini sudah mencapai 20,2 persen.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait