INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Ummi Fauziyah Yusuf, seorang seniman dari komunitas Ruang KRAS (Kreasi Rupa Aliran Seni), membagikan pandangannya tentang proses kreatif dalam berkarya. Dalam wawancaranya, Ummi mengungkapkan pendekatan uniknya yang berfokus pada hubungan erat antara seni dan lingkungan sekitar.
Berasal dari desa Wanguk, Kecamatan Anjatan, Ummi memulai proses kreatifnya dengan mendalami lingkungan dan budaya lokal. Ia kerap mengamati dan meresapi dinamika sosial di sekitarnya, yang kemudian menjadi sumber inspirasi utama dalam karyanya. Pengalamannya merantau dan kembali ke kampung halaman memberikan perspektif baru terhadap kekayaan budaya daerah.
"Saat berada di luar, kita sering melihat sesuatu dengan sudut pandang berbeda. Ketika kembali, kita lebih bisa menghargai keunikan yang sebelumnya mungkin terabaikan," ungkap Ummi. Ia menganalogikan pengalaman ini seperti membaca buku yang terlihat lebih jelas jika memiliki jarak yang tepat.
Karya-karya Ummi sering mengangkat tema kritik sosial. Proses kreatifnya tidak hanya berfokus pada estetika, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan penting. Salah satu karyanya yang terbaru terinspirasi oleh kondisi kemarau panjang yang melanda daerahnya.
Bahkan, Ummi pernah membuat karya menggunakan bahan kardus untuk menciptakan kolase yang merefleksikan dampak signifikan dari kekeringan tersebut. Ini menjadikan karyanya sebagai pernyataan kuat mengenai kondisi lingkungan saat kemarau.
Uthe Kras, ketua komite Seni Rupa Dewan Kesenian Indramayu (DKI) sekaligus pembesar komunitas seni Ruang KRAS, memberikan apresiasi terhadap proses kreatif Ummi. Menurutnya, karya Ummi tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga menyentuh isu-isu mendalam yang relevan dengan kondisi sosial saat ini.
"Karya Ummi mencerminkan bagaimana seni dapat digunakan untuk mengungkapkan pengalaman pribadi sekaligus kritik sosial yang signifikan," ujar Uthe Kras.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait