INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Di tengah dinamika politik desa yang kerap identik dengan tim pemenangan, embel-embel adat, serta praktik transaksional, muncul sosok pemuda yang memilih jalan berbeda. Ia dikenal dengan sapaan Aa Kuwu, pemuda berusia 30 tahun asal Desa Jatibarang Baru, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, yang membawa gagasan sunyi tentang pemurnian budaya politik desa.
Bagi Aa Kuwu, politik desa seharusnya berangkat dari kesadaran kolektif, bukan hiruk-pikuk kemenangan. Ia meyakini perubahan lahir dari keberanian melawan kebiasaan lama.
“Desa harus menjadi ruang belajar bersama, bukan arena saling mengalahkan,” ujarnya saat ditemui di sela aktivitasnya, Rabu, 31 Desember 2025.
Nama lengkapnya Ahmad Sudibyo, akrab disapa Adib sejak kecil. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Akhmad Hadi Suryo dan Tuti Susilawati. Sang ayah dikenal sebagai guru SMA yang hafal Al-Qur’an, sementara ibunya merupakan ibu rumah tangga yang menanamkan nilai kesederhanaan dan keteguhan hidup.
Tak banyak yang mengetahui, Adib memiliki garis keturunan yang terhubung dengan sejarah panjang Nusantara, mulai dari Kesultanan Banten, Cirebon, Sumedang Larang, hingga Demak Bintoro. Gelar kebangsawanannya tercatat sebagai Raden Tubagus Ahmad Sudibyo Tjakradiningrat Al Bantani.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait
