Tanpa Timses dan No Ribet, Cara Aa Kuwu Dobrak Tradisi Politik Desa

Wahyu Topami
Pengambilan formulir pendaftaran calon Kuwu Pengganti Antar Waktu (PAW) oleh Ahmad Sudibyo di Desa Jatibarang Baru. (Foto: Istimewa)

Meski demikian, Adib menegaskan bahwa latar belakang keluarga bukan alasan untuk merasa lebih tinggi dari masyarakat.

“Gelar dan darah tidak ada artinya jika tidak diabdikan untuk orang banyak,” tegasnya.

Inspirasi kepemimpinan juga ia peroleh dari jalur keluarga. Dari pihak ayah, ia meneladani sang kakek, RTb Untung Koesnadi Tjakradiningrat, yang pernah menjabat sebagai kepala desa di Bunder, Demak, serta merupakan keponakan dari Mas Achmad Sampura, Wakil Gubernur Jawa Barat pada masanya.

Pendidikan formal Adib ditempuh di Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, jurusan Ekonomi Syariah. Ia sempat melanjutkan studi di UIN Cirebon pada jurusan yang sama, meski tidak menuntaskan pendidikan tersebut. Menurutnya, proses belajar tidak berhenti di ruang kelas.

“Belajar itu bukan hanya di bangku kuliah. Hidup di tengah masyarakat adalah sekolah paling jujur,” ujarnya.

Editor : Tomi Indra Priyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network