Selain pendidikan formal, Adib aktif mengikuti pendidikan informal melalui organisasi sosial, komunitas lintas iman, serta jejaring masyarakat akar rumput di tingkat lokal maupun nasional. Dari proses tersebut, lahir gagasan tentang pembangunan desa yang berlandaskan integritas, kesadaran, dan partisipasi warga.
Langkah berani ia ambil pada 2021, saat mencalonkan diri sebagai Kuwu Desa Jatibarang Baru tanpa tim pemenangan, tanpa curnis, tanpa cucuk, serta tanpa simbol budaya politik lokal yang selama ini dianggap lazim. Ia memilih berjalan sendiri
“Saya ingin membuktikan bahwa politik desa bisa dijalankan tanpa transaksional, tanpa hiruk-pikuk, tetapi tetap bermartabat,” katanya.
Kini, Adib tercatat sebagai bakal calon termuda dalam proses Pergantian Antar Waktu (PAW) Kuwu Desa Jatibarang Baru. Baginya, Jatibarang bukan sekadar wilayah administratif, melainkan ruang sejarah dan peradaban yang menuntut keberanian generasi muda untuk bergerak.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait
