Dinkes Indramayu Gencar Sosialisasi dan Screening Penanggulangan TBC di Tempat Beresiko

Safaro
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dede Setiawan. (saprorudin)

iNewsIndramayu.id

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu gencar melakukan sosialisasi dan screening (TBC) tuberculosis di tempat-tempat yang beresiko. Tempat tersebut meliputi wilayah yang populasi penduduknya padat atau pemukiman yang masih agak kumuh. Langkah itu merupakan upaya-upaya aktif mendeteksi dini TBC. 

Plt Kepala Dinkes Kabupaten Indramayu, dr. Wawan Ridwan melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dede Setiawan mengatakan perkiraan kasus TBC di Kabupaten Indramayu sebanyak 18.818 kasus. Jumlah tersebut kata dia berdasarkan hasil riset dari jumlah penduduk yang ada di kota mangga.

“Berdasarkan hasil riset ditemukan terduga kasus sebanyak 18.818 orang. Jumlah tersebut  harus kita cari dan di screening hingga mencapai perkiraan kasus 3.400. Sampe saat ini dari 18.818 itu baru 11,9 persen yang ditemukan. Sisanya masih terus di cari melibatkan tenaga kesehatan Puskesmas dan lainnya. Upaya itu bisa dikatakan jemput bola,” kata dia, Senin (18/7/2022).

Kurangnya masih jauh, makanya selain indeks kasus pihaknya sedang berupaya untuk melakukan sosialisasi dan screning di tempat-tempat yang beresiko seperti tempat yang populasi penduduknya padat atau pemukiman yang masih agak kumuh termasuk pesantren dan warga binaan.

Karena menurutnya, yang populasinya padat itu rawan terhadap penyakit menular terutama yang penularannya lewat droplet.

“Kita bekerjasama denga pesantren, kita juga melakukan screening warga binaan. Langkah itu merupakan upaya-upaya aktif untuk mendeteksi dini TBC,” kata Dede sapaan akrabnya.

Dikatakan, pengobatan TBC saat ini sudah lebih pendek dibandingkan sebelumnya. Penemuan ilmu kedokteran sekarang semakin canggih. Menurutnya, kalau minum obatnya teratur, penderita setelah 6 bulan sudah bisa di evaluasi.   

Dede menyebutkan ciri-ciri TBC, batuk lebih dari dua minggu, kalau anak-anak, berat badannya tidak naik-naik. TBC/Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. TBC umumnya menyerang paru-paru.

“Penderita dikatakan sembuh kalau pemeriksaan bakteriologi BTAnya positif menjadi negative. Bakteriologi BTA adalah prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis,” ujarnya.

Ditambahkan, penanggulangan TBC terus digelorakan pemerintah  dan pemerintah menargetkan eliminasi TBC pada Tahun 2030. Hal itu sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Sementara kalau bebas TBC ditargetkan Tahun 2050.

“Pemerintah menargetkan eliminasi TBC di 2030. Target eliminasi itu   bukan berarti bebas. Ada batasan kasus, kasus masih ada. Sesuai target eliminasi itu adalah 65/100.000 jumlah penduduk,” tambahnya. (safaro)

 

Editor : Tomi Indra Priyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network