Indramayu Lahirkan Gerakan Baru: Rakyat Berdaulat atas Pangan Sendiri Lewat RMU Lanusa
Bupati Indramayu Lucky Hakim mengapresiasi langkah tersebut. Ia menilai, RMU Lanusa merupakan model ekonomi rakyat yang bisa diadopsi di berbagai daerah. Dengan sistem ini, kata Lucky, harga gabah petani bisa lebih tinggi, sementara buruh membeli beras dengan harga lebih murah.
“Biasanya dari petani ke tengkulak bisa sebelas rantai. RMU Lanusa memotongnya jadi hanya empat. Petani dapat harga lebih tinggi, buruh bisa beli beras lebih murah,” ujar Lucky.
Lucky menegaskan, jika model seperti ini diperbanyak, kesejahteraan masyarakat desa akan meningkat tanpa harus bergantung pada tengkulak atau modal besar.
“Kalau sistem seperti ini direplikasi di banyak tempat, dampaknya luar biasa. Daya beli buruh naik, kesejahteraan petani juga ikut meningkat,” tandasnya.
RMU Lanusa kini menjadi prototipe industri pangan berbasis rakyat yang mempertemukan dua kekuatan ekonomi desa, petani dan buruh. Dengan semangat solidaritas dan gotong royong, pabrik penggilingan padi ini menjadi simbol kedaulatan pangan dari Indramayu di mana rakyat kembali berdaulat atas nasib pangannya sendiri. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto