"Selama 2018, kami didampingi oleh pihak Pertamina EP untuk mengembangkan jenis agens hayati dan terbaru adalah TBS, LTBS dan Rubuha,” terangnya.
Untuk saat ini pesawahan menjadi habitat kawanan tikus untuk mencari makan dan merusak tanaman padi milik petani yang baru ditanam. Makanya dikembangkan sistem TBS, LTBS, dan Rubuha.
"Kawanan tikus tersebut sarangnya berada di jalur pipa Pertamina yang sulit dibasmi kalau dilakukan pembakaran, karena efek pembakan tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan para petani dan juga merugikan pihak Pertamina itu sendiri. Makanya kita gunakan teknologi yang ramah lingkungan," katanya.
Sementara itu, Officer Commrel & CID-CSR Pertamina EP Zona 7, Andhar Lutfi, ingin memastikan apakah program-program yang sudah berjalan mengalami kendala atau masih memerlukan pendampingan lagi.
"Alhamdulillah, Program Jari Tangan khususnya di Desa Kedokanbunder Wetan berjalan baik dan bisa dijadikan percontohan bagi daerah lain untuk menetapkan sistem teknologi pembasmi hama tikus yang sangat ramah lingkungan," ujarnya. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait