Aef Hendy mengatakan, bentuk premanisme di tengah masyarakat selama ini terselubung pada beberapa pekerjaan tertentu, salah satunya adalah juru parkir liar atau orang yang menyebrangkan kendaraan di setiap perempatan.
"Memang kadang tidak meminta, tapi mereka selalu ngedumel. Ini yang membuat masyarakat merasa risih. Apalagi di objek wisata Cipanas, aksinya ditunjukan dengan mencuci mobil wisatawan diparkir tanpa diminta, lalu mematok harga seenaknya," ungkapnya.
Aef Hendy berharap kegiatan memerangi aksi premanisme tidak berlaku secara seremonial saja. Ia pun mendorong aparat kepolisian untuk menertibkan berbagai aksi meresahkan lain seperti tindakan balap liar atau penggunaan knalpot bising di jalan raya.
Sementara itu, AKBP Rio Wahyu Anggoro memastikan tindakan tegas terhadap aksi premanisme akan terus digelar. Bahkan, ia telah menginstruksikan setiap polsek di seluruh wilayah Kabupaten Garut untuk menangkap preman minimal tiga orang per hari.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait